Sejarah Matcha di Indonesia
Matcha, yang berasal dari Jepang, awalnya dikenal sebagai minuman eksklusif dalam upacara teh tradisional. Namun, perjalanan matcha hingga menjadi populer di Indonesia melalui proses yang panjang dan berliku.
Di Jepang, matcha telah menjadi bagian dari budaya selama lebih dari 800 tahun, diwariskan turun-temurun oleh keluarga pembudidaya. Seiring dengan berkembangnya tren kuliner global, matcha mulai diperkenalkan ke Indonesia sekitar tahun 2013, terutama melalui kafe-kafe modern dan industri minuman kekinian.
Awalnya, matcha hanya tersedia sebagai produk impor dari Jepang, Cina, dan Taiwan. Namun, meningkatnya permintaan dan kesadaran masyarakat akan manfaat kesehatan matcha mendorong beberapa produsen lokal untuk mulai mengembangkan matcha di Indonesia.
Potensi Indonesia dalam Produksi Matcha
Indonesia memiliki iklim tropis yang berbeda dari Jepang, tetapi beberapa daerah memiliki kondisi yang cukup mendukung untuk produksi matcha. Faktor utama yang menentukan keberhasilan produksi matcha meliputi:
- Ketinggian dan Iklim: Matcha tumbuh optimal di daerah dengan suhu 15-25°C, kelembaban tinggi, dan tanah yang kaya bahan organik.
- Teknik Penanaman: Untuk menghasilkan matcha berkualitas tinggi, tanaman teh harus ditanam di tempat teduh selama beberapa minggu sebelum panen.
- Daerah Berpotensi: Beberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa Barat dan Sumatera, memiliki perkebunan teh yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi produksi matcha.
Meskipun Indonesia belum menjadi produsen utama matcha, beberapa perusahaan dan komunitas teh telah mulai mengembangkan produk matcha lokal. Salah satu produsen yang aktif dalam industri ini adalah Matchamu, sebuah merek asal Yogyakarta yang telah meningkatkan kapasitas produksinya secara signifikan. Selain itu, beberapa UKM dan petani teh lokal juga mulai memproduksi bubuk matcha untuk pasar domestik.
Proses Produksi Matcha – Dari Tanaman Hingga Bubuk Hijau Berharga
Matcha bukan sekadar teh hijau biasa—proses produksinya sangat unik dan penuh perhatian terhadap detail. Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting dalam produksi matcha, mulai dari penanaman hingga penggilingan, serta cara menjaga kualitasnya agar tetap optimal.
1. Kondisi Ideal untuk Menanam Matcha
Matcha berasal dari tanaman Camellia sinensis, tetapi tidak semua teh hijau bisa disebut matcha. Ada standar ketat yang harus dipenuhi agar daun teh dapat menghasilkan bubuk matcha berkualitas tinggi.
Tanah dan Iklim
Tanaman matcha membutuhkan tanah yang kaya akan bahan organik dengan pH antara 4.5 hingga 6.5. Tanah yang terlalu basa atau terlalu asam dapat menghambat pertumbuhan dan mengurangi kualitas daun. Selain itu, drainase yang baik sangat penting agar akar tidak tergenang air.
Iklim juga memainkan peran besar. Matcha tumbuh optimal di daerah dengan suhu 15-25°C, dengan curah hujan yang cukup sepanjang tahun. Kelembaban yang stabil membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam daun.
Daerah Penghasil Matcha Berkualitas
Jepang adalah produsen matcha terbaik di dunia, dengan beberapa daerah yang terkenal karena kualitasnya:
- Uji, Kyoto – Dikenal sebagai daerah penghasil matcha terbaik dengan tanah subur dan iklim yang mendukung.
- Nishio, Aichi – Produksi matcha di sini sangat besar, dengan teknik pertanian yang telah diwariskan selama berabad-abad.
- Shizuoka – Meskipun lebih terkenal dengan teh hijau biasa, beberapa perkebunan di sini juga menghasilkan matcha berkualitas tinggi.
2. Proses Penanaman dan Perawatan Tanaman
Menanam matcha bukan sekadar menanam teh hijau biasa. Ada teknik khusus yang diterapkan untuk memastikan daun memiliki karakteristik yang diinginkan.
Teknik Penanaman
Bibit matcha ditanam di tanah yang telah dipersiapkan dengan baik, kaya akan bahan organik. Setelah tanaman mulai tumbuh, petani mulai menerapkan teknik shading, yaitu menutupi tanaman dengan tikar jerami atau jaring khusus selama 20-30 hari sebelum panen. Teknik ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan kadar klorofil, sehingga warna daun lebih hijau pekat.
- Memperbanyak kandungan L-theanine, yang memberikan rasa umami khas matcha.
- Mengurangi produksi katekin pahit, sehingga matcha memiliki rasa lebih lembut.
Perawatan Tanaman
Tanaman matcha harus dirawat dengan hati-hati. Pemangkasan dilakukan secara berkala untuk merangsang pertumbuhan daun baru yang lebih lembut. Penyiraman dilakukan dengan metode yang memastikan kelembaban tetap stabil tanpa membuat akar terlalu basah.
3. Panen Matcha: Usia Ideal dan Teknik Pemetikan
Panen adalah tahap yang sangat penting dalam produksi matcha. Kesalahan dalam pemetikan dapat mengurangi kualitas bubuk yang dihasilkan.
Usia Ideal untuk Panen
Tanaman matcha pertama kali bisa dipanen saat berusia 3-5 tahun. Panen pertama disebut Ichibancha, yang menghasilkan matcha dengan rasa paling lembut dan manis. Panen berikutnya, yang disebut Nibancha, memiliki kualitas lebih rendah dan biasanya digunakan untuk produk matcha yang lebih murah.
Teknik Pemetikan
Hanya daun muda bagian atas yang dipetik secara manual. Daun yang lebih tua biasanya digunakan untuk teh hijau biasa. Setelah dipetik, daun segera dikukus selama 20-30 detik untuk mencegah oksidasi dan mempertahankan warna hijau cerahnya.
4. Pengolahan dan Penggilingan Matcha
Setelah dikukus, daun dikeringkan dan disebut tencha. Tencha kemudian digiling menggunakan batu granit hingga menjadi bubuk halus. Proses ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak kualitas matcha.
Penggilingan dilakukan dengan kecepatan rendah, hanya sekitar 40 gram per jam, untuk memastikan bubuk tetap halus dan tidak kehilangan aroma serta rasa khasnya.
5. Penyimpanan dan Cara Menjaga Kualitas Matcha
Matcha sangat sensitif terhadap cahaya, udara, panas, dan kelembaban. Berikut adalah cara terbaik untuk menyimpan matcha agar tetap segar:
- Gunakan Wadah Kedap Udara – Matcha harus disimpan dalam wadah kedap udara dan buram untuk mencegah oksidasi.
- Simpan di Tempat Sejuk dan Gelap – Hindari paparan sinar matahari langsung dan simpan di tempat yang sejuk, seperti lemari dapur atau kulkas.
- Hindari Kelembaban – Matcha mudah menyerap kelembaban, jadi pastikan wadahnya selalu tertutup rapat setelah digunakan.
- Gunakan dengan Hati-hati – Saat mengambil matcha, gunakan sendok kering agar tidak ada kelembaban yang masuk ke dalam wadah.
Matcha bukan sekadar teh hijau biasa, tetapi hasil dari tradisi panjang, teknik budidaya yang teliti, dan proses yang penuh perhatian terhadap detail. Dengan semakin berkembangnya minat terhadap matcha, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengembangkan produksi lokal dan menghadirkan cita rasa khas yang mampu bersaing di pasar global.